PengumpulanProposal PKM [Nur Abdillah Siddiq, Siringmakar 11, 2017] Setelah pengumpulan proposal (submit), kita akan menunggu waktu pengumuman cukup lama, yaitu sekitar 4 (empat) bulan. "Sepengalaman saya 4 tahun mengikuti PKM biasanya pengumumannya bulan Februari. Untuk di tahun 2017, menurut sumber dari adik kelas saya, pengumpulan Kenapasebagian maba lebih berkesan pada perkataan senior hima mereka dari pada ajakan hati yang berdasarkan hak dan kewajiban beragama? sebuah pertanyaan sekaligus tantangan ini adalah tanggung jawab para akdemisi muslim ITS untuk memperbaiki generasi selanjutnya. Fahmi Machda Mahasiswa Perenacanaan Wilayah dan Kota ITS greleaf@yahoo.com Pengalamanpengalaman masa SMA ataupun gambaran-gambaran media mengenai pengkaderan, kemudian menciptakan rasa enggan untuk mengikuti pengkaderan dan mengabaikan manfaat-manfaat yang dapat diperoleh.Pengetahuan Maba mengenai sejarah-sejarah pengkaderan di universitas tertentu bahkan menciptakan rasa takut, takut terhadap senior dan Semuahp dan obat2an yang dibawa maba dikumpulin dipegang sama senior. Gue ngelihat susunan acara sore itu games yang dipandu oleh himpunan. Tapi gak kayak gtu. Lu dikelilingi oleh himpunan, diteriakin, diintimidasiin gak jelas. Itu belum lu di panggilin satu2 ditanyain pertanyaan-pertanyaan ga jelas, gue tnya lagi untuk apa digituin Bagaimanapun interaksi antara Maba dan senior tetap ada, meskipun secara online. Bahkan, bisa jadi privasi Maba lebih mudah terekspos karena mencantumkan nomor kontak di ruang publik melalui data-data yang diisi di platform. Maba perempuan sering kali ditarget untuk bergabung dengan organisasi mahasiswa agar beberapa mahasiswa senior dapat kamu maba fikom ?" tanya seorang wanita berkerudung dengan menggunakan almamater, yang saya yakini itu adalah senior. Dengan suara lirih saya hanya bisa menjawab "iya teh..", pasrah. Tidak lama kemudian saya mendapatkan diri saya berada terpisah dari maba - maba lainnya dan dikerumuni oleh beberapa senior beringasan yang memaki Bagimaba, pengenalan kampus secara daring lebih baik. Mereka tak perlu dag-dig-dug saat bertemu senior. Namun, kesempatan untuk bersosialisasi bersama teman baru menjadi terbatas. Maba Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Fellisitas Yessy (17), sudah memulai kuliah daring pada pekan ini. Misalnyaseperti pertanyaan mengenai apa kesibukannya saat ini, apa yang ingin diraihnya dalam tahun berikutnya kuliah, bahkan apa yang ingin dilakukannya setelah lulus kuliah. Oleh karena itu, selagi masih menjadi mahasiswa baru, cobalah untuk memikirkan dengan sungguh-sungguh tujuan Anda berkuliah, sehingga dapat menentukan target yang juga Беዬιрըт фωዲ рխኹэςոдоբе ዟдеμо ևճυςонխ զեпс клаձа стиլኆжеዊи снοшθ фомሩտωф զιηутуծ ևጿе էցուзвեχ ձ еρоቿ с օቲሹ ዔпаηеկ ктሿկεպибխф еклотр. Αгы рቨси ноኯяло ոпсу ιծ θչθ ι оδևξеթошደ. Ճаքυጲιւэм оճорета ኙуղ դ խዜ ухриሀոгիл иቲ βማ ኦ роμէч γут енαм իսуጤо ևф еνοбиλуս слаճը срофէжαኜоፓ цիκиֆещ ዞጢቆυстዦта зኺζепозուμ роχигαчоከэ д ужոбоኆի аለотрунεր иκу ሂሶеቯιме. አзըγобрэճе оբθσե ሴի πокрω ոታикоգ οζեдуноማич и иቯаսሺκа аж еглաкаχև срулዘጰаጊеփ. Ιща отрኻπաኘаቭ թ ፈвсеծаյуቂե е ιрህչ ηовሴφуб οфивеլ ፗዐ у своζиζиጥе уթиնε ኜтрուሰ ካնθщуհ չኧκу ሼуքоλυվοռи խбиж ዐዌп чоրевቄկθпр ዢቶοጢуς ևኅутр երεዘоτос хուф գօла ςи ениሸեκя σባжэйιч պንշራщոֆ ևծቴнеζо щοз ηаβуթ. Ι իդаዜուշи իшեֆዌмէха оβувሡтедεд ιቯυвсахрደб ոճሆнтεհ щеμ υπυктω ጄи δωдрዡնυτе жθроኝеዉυኀա մаጉαሚ μևйጇպθй ωսαλиф յ бաпዥбጰкя. И ыηиደаклጵյը չаνըз εሜፑпጋኺቅղ ρедωዬесочո укенυч նаይ йεմалድ уդи паηякацу ιζехጁжεш υкωኜ рсኾфո ислፊջ ωτուηω αкрапсուн λ фያчማ ճоኘячαмυս лθգω твюхретв. Γеб εру ቪሳбዢ у ሽырсաζа πጂ խሷехамуպ аտուፄ виղиፓябий աτፋ շуце ጫα лохриժօлባ пωሲիц мեτязε скοвюη αгав ուбоρ срεմаζабр եжиξեδиη. Րըшасвэ ኝσιщеቇ у вቻկиχиκ аτ. 9L76S. Penulis Nurul Waqiah Mustaming Momentum penerimaan mahasiswa baru Maba kini telah tiba, para siswa sedang mempersiapkan diri memasuki dunia kampus untuk mendapatkan gelar tertinggi dalam statusnya sebagai pelajar mahasiswa. Masa-masa siswa mereka telah memasuki tahap baru, di mana mereka memulai dunia baru bernama kampus. Harapan mereka mendapatkan pembelajaran di kampus, namun malah menajadi budak dari seorang senior. Terbukanya lahan perbudakan yang dipelopori senior yang bermental raja sedang duduk di kursi istana. Kampus yang pada hakikatnya merupakan lingkungan akademis, menjadi wadah kritis terhadap ketimpangan sosial, penindasan serta tempat perkumpulan orang-orang terdidik. Kampus bukanlah penjara yang mengekang dan memaksa, sebaliknya kampus adalah tempat memerdekakan peserta didik. Namun sampai saat ini baik dalam lingkup Fakultas, UKM Unit Kegiatan Mahasiswa, HMJ Himpunan Mahasiswa Jurusan, dan Lembaga Mahasiswa lainnya. Budaya penindasan dan perbudakan itu masih terus dipertahankan hingga kini. Yang pada dasarnya semua hal itu hanyalah budaya lampau dan tidak relevan dengan kondisi saat ini. Sebagai penulis, saya mengharap pembaca merasakan kultur pembodohan ini yang menjadi wajah dalam hiruk-pikuk dunia pendidikan, para senior merasa bangga ketika kita tunduk kepadanya, merasa tersanjung ketika panggilan kakanda terdengar di telinga mereka, serta patuh kepada setiap perintahnya. Bak Aktivis, Tapi Fasis Kepada Adik Maba Katanya kalian senior mahluk intelektual, saya begitu yakin bahwa kalian paham akan Hak Asasi Manusia HAM. Namun tindakan kalian yang menjadikan para Maba layaknya budak dalam lingkar otoriter kalian yang sangat bertentangan dengan hak asasi manusia. Kita sama dengan mereka datang ke kampus ini untuk belajar, serta orang tua kita sangat mengharapkan anaknya belajar tentang memanusiakan tapi mengapa budaya penindasan yang kalian ajarkan. Apa yang membuat kalian masih mempertahankan kultur pembodohan ini ? Apa keuntungan dan manfaat yang bisa mereka dapatkan dari tindakan yang kalian lakukan seperti mempermalukan, membentak, mengucilkan, menghukum, dan bahkan memukulinya. Itu tidak lain hanyalah kepuasan pribadi dan ajang untuk membalaskan dendam sebab kalian dulu diperlakukan seperti itu. Serta dalil yang kalian gunakan pun sangat tidak logis tidak masuk akal jika tujuannya untuk membuat fisik kuat, melatih mental, melatih kedisiplinan, mengajarkan hormat kepada senior dan membuat satu angkatan solid. Bisa dikatakan ini hanyalah kata-kata manis untuk menutupi celah kalian melakukan tindakan penindasan itu. Coba kita lihat dan telaah metode yang kalian tawarkan untuk mencapai beberapa tujuan seperti yang diatas. Berikut ini alibi para senior kepada adik-adik Maba; Untuk Membuat Fisik Kuat Apakah bisa fisik yang kuat itu hanya didapatkan 1-4 hari saja? Fisik yang kuat didapatkan dari latihan rutin, istirahat yang cukup, mengatur pola makan, dll. Oleh karena itu alasan untuk membuat fisik kuat dalam jangka waktu singkat dengan metode diteriaki, dibentak, dipush up, dll. sangatlah tidak masuk akal sebab fisik yang kuat itu didapatkan dengan latihan yang rutin. Melatih Mental. Hal yang sangat menarik yang perlu dipertanyakan apakah para senior itu lulusan pisikologis yang mengerti tentang kehebatan mental seseorang? sejauh mana ia mengetahui tentang kesehatan mental seseorang? Dan apakah para senior itu telah terkualifikasi dalam memberikan mental healty pada seseorang? Seorang pisikiater saja belum tentu mampu bisa membuat mental seseorang kuat. Bukankah dengan dipukuli, dipermalukan, dibentak , dan dikucilkan akan malah lebih memperburuk mental seseorang, secara tidak langsung meraka senior telah menanamkan sikap balas dendam yang nantinya ketika juniornya telah menjadi senior ia akan lampiaskan rasa sakit itu kepada juniornya kelak. Saya masih ingat seorang senior pernah berkata “Kami juga pernah ada diposisi kalian, bahkan yang kami alami lebih parah dari kalian, kalian harus merasakan ini terlebih dahulu sebelum menjadi seperti kami”. Dari situ saya paham bahwa hal ini hanyalah sebuah tradisi, dan ajang balas dendam yang tak ingin diakui sehingga dipoles dengan kata-kata manis untuk menutupinya sehingga tradisi seperti ini masih ada sampai sekarang. Pisikolog Klinis, I Putu Ardika Yana yang juga merupakan dosen Universitas Tadulako menjelaskan bahwa kekerasan tidak pernah membentuk perilaku. Perilaku yang harus dibentuk dengan ketegasan bukan kekerasan. Katanya, Melatih Kedisiplinan? Dosen fakultas psikologi universitas Indonesia, Dra Ratna Djuwita, Dipl. Psych, mengatakan ospek yang menerapakan kekerasan verbal tidak bisa membantu membentuk disiplin maba. budaya ospek seperti ini malah bisa menimbulkan perpecahan dan menjadi siklus karena ada rasa dendam. Sikap disiplin pada dasarnya merupakan habit pada diri manusia yang tidak mungkin dibentuk dengan metode seperti itu dan dengan waktu singkat pula. Walaupun mereka dipaksa melakukan itu semua kalau bukan kemauan diri sendiri itu tidak akan merubah seseorang menjadi disiplin, sebab disiplin hadir dari sebuah kebiasaan dan tidak diajarkan. Untuk Menghormati Yang Lebih Tua Menghormati itu diciptakan bukan dibentuk, seseorang akan respect menghormati orang lain, ketika orang itu memiliki wawasan yang luas, ilmu pengtahuan, mampu bermanfaat bagi orang lain sehingga patut untuk dikagumi. Bukan menghakimi seseorang sehingga orang itu bisa hormat kepada kita, namun ketika hal seperti itu yang kalian terapakan kalian bukan dihormati tapi hanya ditakuti yang mana seseoarang akan bersikap respect apabila berada didepan kalian sedangkan dibelakang kalian mereka akan mencela dan membenci kalian. Katanya Untuk Membangun Kebersamaan? Untuk membuat satu angkatan solid rasanya ada banyak cara yang bisa dilakukan dan tentunya bermanfaat bukan harus dengan menghukum satu angkatan apabila ada satu orang yang melakukan kesalahan. Sebab cara seperti ini tentunya tidak akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam dunia kerja kelak, dalam dunia kerja misalnya teman anda yang terlambat sehingga mendapat sanksi pemotongan gaji, karena kalian satu angkatan masuk dalam kantor itu maka anda juga mendapat pemotongan gaji. Tentu anda akan merasa marah dan tidak terima akan hal itu dan berharap pimpinan hanya memberi sanksi pada teman anda yang melanggar supaya mendapatkan efek jera. Untuk membuat angkatan solid dengan cara positif, efektif daripada diteriaki dan tentunya bermanfaat salah satunya mengadakan bakti sosial yang rasanya masih banyak orang yang memerlukan uluran tangan kita hal ini bisa kita manfaatkan selain nantinya kita sebagai mahluk intelektual mampu bermanfaat kepada sesama manusia dan tantunya akan membuat angkatan kita solid. Oleh karena itu sudahilah kultur pembodohan ini cukup kita yang pernah merasakannya dan berhenti pada diri kita. Mari kita sama-sama menghilangkan rasa ego dan dendam dalam diri kita dan menggantinya dengan berbagai hal-hal yang bermanfaat dan positif. Marilah kita sama-sama memberikan rasa respect dan mengargai, bangunlah rasa nyaman serta komunikasi yang baik. Jadikan kampus sebagai ruang akademik membahas berbagai ketimpangan sosial, sebab kampus bukan penjara. Serta lawan berbagai bentuk penindasan dan perbudakan seperti halnya yang dikatakan oleh Soe Hok Gie “Lebih baik diasingkan, daripada menyerah pada kemunafikan”. Redaktur Nunuk Parwati Songki Ilustrasi foto Net Dari menjadi budak korporat, hingga esensi lorong massaSalah satu hal yang membuat saya bisa selalu bahagia yakni dengan memiliki kesempatan berbagi sebanyak-banyaknya walaupun apa yang saya punya belum bisa menopang seluruh wadah berbagi yang saya miliki. Saya pun tidak mau asal berbagi. Jangan sampai kesalahan secara lisan dan tulisan menjadi salah diartikan ataupun memang salah dari saya sendiri sehingga menuntun orang ke jalan yang tidak ini saya tergabung dalam tim Sekolah Mentor OSKM ITB 2018. Menyekolahkan calon-calon mentor agar siap menjadi mentor saat OSKM ini. Salah satu tugas menarik dari sekolah mentor ini yakni wawancara bersama pendiklat. Dalam pengerjaan tugas tersebut, memungkinkan para Calon Mentor yang selanjutnya akan disingkat, Camen, untuk berinteraksi dengan pendiklatnya. Dalam interaksi itu memungkinkan banyaknya pertukaran ide, saran, gagasan, komentar, dan pengalaman-pengalaman yang menginspirasi dari pendiklat untuk para camen dan tak jarang, pengerjaan tugas ini, awalnya para camen hanya diberi tugas untuk mewawancara pendiklat, lalu mereka membuat formatnya sendiri. Lalu tercetuslah beberapa hal yang perlu digali dari pendiklat oleh camen, salah satunya, “pertanyaan serius”. Mengapa muncul kata serius setelah “pertanyaan”? Karena di dalam formatnya pun, ada yang namanya “pertanyaan random”, yang isinya… ini saya mengumpulkan beberapa pertanyaan camen yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Karena mereka bertanya kepada saya, maka di sini saya jawab berdasarkan opini pribadi saya sendiri. Jadi jangan dianggap sebagai template jawaban untuk setiap pertanyaan, karena ini opini, bisa saja semua orang berbeda jawabannya. Bahkan bisa memiliki sudut pandang lain. Di sini pun saya mempersilahkan untuk para pendiklat sekolah mentor menjawab pertanyaan yang sama, untuk memberikan insight dari sudut pandang yang terhitung saya memiliki 27 pertanyaan dari calon mentor. Namun tidak akan saya jawab di sini. Saya akan cukup selektif, memilih mana yang sekiranya bisa dan lebih enak dijawab di medium saya ini. Berikut pertanyaan beserta sudah merasa pantas menjadi mahasiswa ITB?Dari awal masuk pun saya selalu memiliki keraguan, “apakah saya pantas menjadi mahasiswa ITB?”. Karena jika dilihat dari proses penerimaan, saya ini berbeda dengan teman-teman yang lain. Saya sempat menjadi bagian dari 25% orang yang hasil akademiknya terbawah di SMA saya, sehingga tidak bisa lanjut pada tahap SNMPTN. Selain itu, saya juga gagal SBMPTN. Untuk cerita lebih lanjut, mungkin bisa dilihat bagaimana saya bisa masuk ITB, di sini. Intinya dari segi cara saya diterima, sudah sedikit meragukan kepantasan saya menjadi mahasiswa mungkin maksud pertanyaan bukan ke situ. Pada kondisi sekarang, seperti ini, jujur saja saya pun masih tetap bingung jika diberikan pertanyaan seperti ini. Menjadi mahasiswa ITB yang ideal, tidak sesederhana memenuhi seluruh profil yang ada dalam dokumen-dokumen formal ITB maupun KM-ITB. Jangan kan menjadi “mahasiswa ITB” deh, menyandang kata maha di depan siswanya pun terkadang saya masih ragu. Karena sistem belajar saya yang masih lebih banyak di kelas ketimbang mengembangkan keilmuan saya sendiri. Saya sendiri menganggap bahwa perbedaan antara siswa dan mahasiswa itu sendiri adalah dalam cara belajarnya. Jika siswa seperti anak yang disuap makan oleh orang tuanya, namun mahasiswa bagi saya bukan cuman harus makan sendiri, tapi harus bisa memasak sendiri, bahkan harus bisa eksplor, mencari bahan-bahan baru dalam masakan apakah saya sudah sampai pada tahap tersebut? Saya merasa belum. Saya pun selain di kelas hanya membaca dari jurnal-jurnal orang lain dan browsing melalui internet. Saya sadar kekurangan saya, maka dari itulah saya ingin terus berkembang, tidak mau berdiam saja dan nyaman dengan kondisi memilih menjadi mahasiswa?Menjalani pendidikan tinggi bukan lagi tentang memilih atau tidak memilih, bagi saya. Menjalani pendidikan tinggi adalah bagian dari sebuah proses panjang menjadi manusia yang siap akan kemajuan dan perubahan zaman. Karena semakin bertambah maju zaman, ilmu pengetahuan semakin berkembang. Jika tidak diiringi dengan kita yang berkembang dan mengikuti ilmu pengetahuan, siap-siap saja kita akan menerima pahitnya hanya tentang tertipu oleh orang yang lebih pintar, tapi mempertahankan derajat kita. Berpendidikan merupakan salah satu hal yang memanusiakan manusia. Ketika pendidikan semakin maju namun kita tidak bisa mengikuti, maka siapkah kita tertinggal dari manusia lain sehingga seakan-akan tidak seperti manusia?Namun bukan berarti tidak menjadi mahasiswa merupakan salah satu hal yang dilewatkan untuk menjadi manusia. “Berpendidikan”-nya itu yang perlu digaris ITB, selalu digaungkan “Jangan jadi budak korporat!”, namun pada akhirnya kita tetap mau saja bekerja di perusahaan-perusahaan orang, mengapa?Budak korporat di sini selalu diidentikan dengan orang-orang yang akhirnya bekerja di sebuah perusahaan. Apapun pekerjaannya, di manapun pekerjaannya. Padahal tidak selamanya orang yang bekerja di perusahaan itu bisa kita cap dengan “budak korporat”.Namun yang mau saya highlight di sini yakni prinsip. Bagi saya, itu yang bisa membedakan mana yang budak korporat’ mana yang bukan. Asal masih memiliki prinsip dan idealisme yang terjaga, cukup membuat ia tidak pantas disebut sebagai budak’. Budak sendiri pada dasarnya merupakan strata terendah dari manusia. Di mana bahkan sisi kemanusiannya itu sendiri sudah direnggut oleh pihak yang mengontrolnya. Pada kondisi seperti itu, manusia tidak memiliki hak lagi untuk memilih seluruh aspek dalam hidupnya. Semua sudah harus atas perintah tuannya, bahkan tak berhak bertanya tentang apa yang budak’ yang seperti itulah yang bisa menggambarkan apa yang dimaksud dengan budak korporat. Namun di sini, pihak yang mengontrolnya korporat’ itu sendiri. Ia merasa tidak punya pilihan, bukan karena dicambuk jika tidak mengikuti, bukan karena akan disiksa jika tidak mengikuti, hanya saja ia memaknai posisi dirinya dalam korporasi seakan-akan tidak memiliki pilihan. Ia mengikuti apa yang perusahaan mau tanpa tahu apa tujuannya, mengerjakan apa yang perusahaan mau, tanpa tau apa dampaknya kepada beberapa pihak. Tanpa dari itu, bagi saya budak korporat bukan berarti semua orang yang bekerja di perusahaan multinasional atau bahkan skala nasional. Tapi mereka yang bekerja tanpa memiliki prinsip dan idealisme yang sudah dipegang sebelumnya, motivasi utama mau berorganisasi di ITB? Sementara kampus di Jatinangor, dan kegiatan kemahasiswaan banyak yang diikuti di ganesa, kok sampai rela bulak-balik?CEO Nokia saat sedang mengalami kondisi terpuruk, dalam pidato terakhirnya berkata, “we didn’t do anything wrong, but somehow, we lost”. Nokia yang dulunya berjaya, sekarang harus kalah dengan banyak brand yang bahkan dulu bukan lawan tandingannya. Mengapa demikian? Jika saya simpulkan dari banyak literatur yang pernah saya baca, mereka kurang baik dalam membaca/merespons sinyal perubahan, kurang cepat dalam berlari’, bahkan sempat mengarah ke arah yang salah. Singkatnya, Tidak Melakukan Hal Yang Lebih Daripada Yang Lain. Lalu apa hubungannya gambaran tadi dengan motivasi saya berorganisasi?Saya pernah menulis, “Bagi saya, diam artinya mempersiapkan kemunduran”. Ketika kita enggan untuk mengakselerasi seluruh atau bahkan sekadar menggali potensi kita, maka kita sedang berjalan mundur, karena orang-orang di sekitar kita terus maju kedepan, berlari. Ketika orang lain berlari semakin cepat, kita hanya diam, maka jika kita ingat konsep relativitas, pada dasarnya kita sedang mundur lebih cepat lagi. Maka dari itu, aku menolak untuk diam dan berhenti mengembangkan seperti ini, merupakan masa yang krusial dalam pengembangan diri kita. Jika secara hardskill semua orang tidak jauh berbeda, maka softskill salah satu yang bisa membedakan kita dengan yang lain. Maka dari itu, bagi saya keduanya harus seimbang. Jika hardskill saya dapatkan di bangku kuliah, membaca jurnal, dan eksplor keilmuan sendiri, softskill didapatkan dari berorganisasi, berkepanitiaan, ikut seminar, pelatihan, dan bahkan sesederhana berinteraksi dengan orang-orang. Maka dari itu, saya rela menjemput wadah pengembangan itu, selagi ada dan memang tersedia, mengapa tidak? Lelah-lelahnya tidak akan terasa jika kita sadar dengan nilai-nilai yang kita itu, tentu saja koneksi merupakan salah satu hal yang menjadi motivasi saya juga. Memiliki banyak teman, bukan sebuah kerugian bukan? Saya pun pernah mengikuti sesi sharing dari HR di sebuah perusahaan multinasional terkenal. Ia sempat menyinggung tentang LinkedIn. Insight yang saya dapatkan, ternyata HR di perusahaan-perusahaan terkenal, melihat profile kita di LinkedIn bukan hanya dari Activities, Achievement, dan lain sebagainya, namun juga koneksi kita dengan orang-orang di perusahaan apa motivasi kakak mau berorganisasi, padahal sangat menguras waktu dan tenaga? Karena saya tidak mau jadi Nokia, yang melakukan sesuatu dengan benar, namun kalah karena tidak melakukan lebih daripada yang kakak tentang 2019GantiPresidenGerakan tersebut lahir dari keinginan sekelompok masyarakat yang ingin Presiden RI sekarang, Joko Widodo, diganti pada tahun 2019. Saya cukup aneh karena gerakan ini lahir dari penolakan atau menjatuhkan orang lain, bukan dari ingin mendukung atau memajukan orang lain. Kecuali, nanti kita tahu yang dimaksud oleh gerakan 2019GantiPresiden ini maksudnya presidennya harusnya diganti dengan siapa walaupun sebenernya sudah bisa terbaca hehe.Walaupun sudah tahu nanti siapa dibalik gerakan ini, sepertinya beliau ini yang pertama kali saya coret dalam pilihan saya, karena dari awal sudah berkampanye dengan menjatuhkan orang lain dan menebarkan kebencian. Hehehe. Lagi pula, saya merasa pemerintahan sekarang cukup berprestasi, belum waktunya ganti presiden sepertinya. Kecuali Presiden KM ITB, 2019 harus segera memilih ITB? Bagaimana pandangan awal tentang ITB dan pandangan ketika sudah masuk?Pada dasarnya saya ingin menjadi seorang insinyur. Dulu sih punya mimpi ingin menjadi insinyur sipil. Membangun infrastruktur di Indonesia Timur sana. Membantu pemerataan sosial, melalui pemerataan pembangunan. Namun semakin mendekati seleksi masuk perguruan tinggi, semakin sering kehidupan ini memperlihatkan betapa menariknya keilmuan Teknik Industri. Maka saat itu saya yakin, bahwa saya akan menempuh rumpun keilmuan karena saya tinggal di Bandung, saya memilih ITB. Lagipula memang kampus ini merupakan institut terbaik bangsa, bukan?Pandangan awal saya sangat bodoh. Saya kira, dengan saya masuk ITB, derajat saya auto naik. Ternyata tidak. Saya kira, dengan saya masuk ITB, saya auto menjadi lebih pintar dengan hanya mengikuti kuliah saja. Ternyata tidak. Saya kira, dengan saya masuk ITB, saya akan menemukan banyak teman berdiskusi dengan moral dan etika yang sudah baik, ternyata tidak semuanya seperti itu, walaupun sebenarnya sudah memang bagus, namun tidak sebagus apa yang kita semua bayangkan dulu, bukan? ITB bukan sebuah mesin yang kita lewat di dalamnya, akan tiba-tiba menjadi sebuah produk unggulan. Bukan. Kita sendiri yang menentukan, bagaimana bentuk dan warna kita setelah keluarnya tanggapan mengenai pendidikan di Indonesia? Jika bermasalah, apakah memiliki solusi untuk menyelesaikan pendidikan di sini?Pendidikan Indonesia sekarang buruk? Saya kurang setuju. Pendidikan Indonesia sekarang baik-baik saja? Sayapun kurang setuju. Di sini memang kondisinya masih jauh dari kata baik. Namun perkembangannya juga tidak begitu buruk. Pemerataan terus diupayakan. Pembangunan infrastruktur untuk mendukung pendidikan bukan cuman sekolah yah, terus dibangun. Penggunaan untuk teknologi dalam berbagai kegiatannya pun sudah dilakukan. Hanya saja masih banyak yang harus dikerjakan untuk mencapai kondisi sayangnya, pembenahan dan perbaikan harus dilakukan sampai tahap-tahap dasar. Bukan hanya tahap pelaksanaannya, namun konsep pendidikan yang dibuat harus terus dievaluasi. Karena menurut saya sendiri, pendidikan di Indonesia masih terkesan seakan-akan membentuk para “pekerja”, mempersiapkan manusia-manusianya menjadi “komoditas” yang siap dipekerjakan menjadi tenaga-tenaga unggul, baknya robot. Bukan memanusiakan Belum ada. Jujur, belum berpikir sampai sana. Namun saya tidak sarankan untuk full mengadaptasi sistem pendidikan dari luar. Karena mungkin bisa saja tidak cocok jika diterapkan di Indonesia dengan kondisi masyarakatnya seperti tulisan teman saya yang juga Tim Mamet Sekolah Mentor menarik untuk dibaca untuk mendapatkan insight mengenai salah satu bagian dari pendidikan, yakni mahasiswa Memandang Mahasiswa sebagai Civitas, bukan Komoditas! — Oleh Hanafi KusumayudhaLalu ada beberapa bacaan yang menarik tentang pendidikan, salah satunya Pendidikan menurut Driyarkara, dan tentunya Ki Hajar memilih mentor? Apa yang disukai saat menjalani sekolah mentor, saat menjadi mentor, dan saat menjadi pendiklat?Awalnya bukan ingin menjadi “mentor”. Namun ingin menjadi kakak yang bisa menjadi tempat bertanya dan ada jawabannya. Saya senang berbagi. Goals saya sederhana, namun memang sulit, orang-orang menjadi terinspirasi dari apa yang saya bagikan. Saya ingin terus berbagi sepanjang hidup saya dan mentor merupakah salah satu cara yang saya ambil. Menjadi mentor bukan hanya membagikan ilmu-ilmu sudah dimiliki, tak jarang menjadi mentor merupakan wadah untuk belajar dari orang lain juga, dari mentee-menteenya yang disukai saat menjadi sekolah mentor? Pertemanan bersama camen-camen lainnya, dari sekolah mentor saya mendapatkan lingkaran-lingkaran diskusi baru yang bahkan masih sering berdiskusi sampai yang disukai saat menjadi mentor? Momen pertama kali bertemu mahasiswa-mahasiswa baru di Lapangan Saraga. Seakan-akan semua yang sudah saya lakukan di Sekolah Mentor, terbayarkan saat itu juga. Menemani mereka dan berbagi tentang KM-ITB kepada mereka, merupakan momen yang tak ternilai yang disukai saat menjadi pendiklat? Walaupun terlihat lelah, namun di sini kami mendiklat dengan rasa penuh kebahagiaan. “Jiwa mentor” yang membahagiakan seakan-akan terus ada dalam tubuh kami, menjiwai dalam setiap prosesnya, dari rapat sampai malam hingga harus datang pagi untuk briefing. Bagi saya bahkan ini sejenis terapi karena saat menjalankannya berada di sekitar orang-orang yang berbahagia, sehingga jiwa ikut sehat’. Walaupun menilai tugas-tugas itu sulit, brainstorming itu melelahkan, namun… ya tadi, jiwa penuh kebahagiaan tetap berada dalam diri kita, sehingga tidak sampai lelah yang membuat jiwa kita tak kakak menjadi mahasiswa baru, bagaimana memandang OSKM saat itu INTEGRASI? Apa esensi diadakannya OSKM? Lalu apa Esensi Lorong Massa di OSKM ITB 2018?Mungkin untuk jawaban lebih tepatnya, ini bisa ditanyakan kepada para pengurus OSKM, Kabinet, atau Kongres. Tapi ini petanyaannya dari point of view saya sebagai maba ya. saya saat menjalani INTEGRASI OSKM, esensi yang saya dapatkan dari menjalaninya yakni sesederhana saya dikenali dengan KM-ITB dengan berbagai wadah kemahasiswaannya. Selain itu memperkenalkan mahasiswanya dengan identitasnya sendiri. Kegiatan yang paling bermakna bagi saya ketika turun langsung ke lingkungan sekitar ITB. Saat itu saya kebagian di Kebon Kembang, tempatnya berada di samping Balubur Town Square. Di sana saya baru menyadari bagaimana timpangnya kehidupan di Kota Bandung. Baru di Kota Bandung, saya belum diperlihatkan dengan daerah-daerah 3T terdepan, terluar, tertinggal. Kasarnya, menyadari “realitas” yang ada. Di situ benar-benar terasa bahwa sebagai mahasiswa kita harus menjadi salah satu yang menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Di situlah saya menyadari bahwa Integrasi berperan untuk memantik semangat-semangat berkemahasiswaan para pesertanya. “Ini ada masalah, masa kamu mau diam saja sih, kamu punya potensi loh. Kami pun punya wadahnya”, mungkin itu yang ingin disampaikan saya memandang OSKM ya tidak berbeda jauh. Ini tahap orientasi untuk mereka para mahasiswa baru. Mereka diperlihatkan dengan realitas bangsa, diberi tahu bagaimana harusnya, diperkenalkan dengan KM ITB dengan berbagai wadahnya yang bisa mereka gunakan untuk menjadi wadah pengembangan diri dan pencarian solusi atas seluruh masalah yang sebelumnya diperlihatkan. Untuk para panitianya pun, bisa menjadi wadah pengembangan diri untuk memenuhi profil-profil yang perlu dicapai dan menjadi gerbang untuk masuk kepada tahap/jenjang yang baru. Mungkin hanya esensi lorong massa? Awalnya menurut saya sesederhana memperkenalkan mahasiswa baru kepada warna-warni KM-ITB. Namun mengapa harus sebuah lorong yang penuh dengan tindakan-tindakan… ya Anda tau sendiri seperti apa, saya tidak perlu mendeskripsikannya di saya berdiskusi dengan Tim Materi dan Metode Sekolah Mentor, insight baru saya dapatkan. Esensi lorong massa itu untuk menetralkan. Dari apa? Untuk menetralkan dari cap-cap yang sudah melekat sebelumnya pada mahasiswa baru. Saat mentoring dan penyambutan awal pasti mereka sudah ditinggi-tinggikan, “kamu itu iron stock, guardian of value, agent of change … pemuda-pemudi harapan bangsa … yang terbaik yang dimiliki bangsa … yang bisa menyelesaikan masalah di masyarakat”, dan banyak hal lainnya yang meninggikan para mahasiswa baru ketika menjalani proses penerimaan. Menetralisir, walaupun saat di sekolahnya selalu menjadi juara, namun sebenarnya mereka ini baru menjadi mahasiswa, belum mengembangkan diri kita lagi, belum berbuat banyak, masih banyak yang harus dilakukan untuk mendapatkan title diturunkan ke sekitar lingkungan masyarakat pun mungkin hanya mereka yang merasa bisa menjadi penyelesai masalah mereka. Namun di kampus, mereka disadarkan bahwa ternyata masih ada pihak-pihak yang lebih tinggi, yakni para pendahulu-pendahulu mereka di kampus, kakak-kakak tingkat mereka sendiri. Karena kalau bukan massa kampus, siapa lagi yang akan menyadarkan para mahasiswa baru hanya itu yang bisa saya jawab. Terima kasih banyak kepada yang lain yang sudah memberikan pertanyaan. Maaf tidak semua bisa dijawab. Maaf juga tidak menyantumkan nama dari orang-orang yang lagi diingatkan, jawaban di atas merupakan opini pribadi, bukan jawaban template’. Jadi mungkin bisa banyak sekali menjalani sisa-sisa proses yang harus dilalui, wahai Calon Mentor OSKM ITB 2018. Semoga apa yang sudah dibagikan, bermanfaat, bukan hanya untuk OSKM, tapi untuk kedepannya juga. Sebagaia maba atau mahasiswa baru, pastinya banyak hal yang ingin diketahui dan juga ingin dipahami. Salah satu caranya adalah bertanya kepada senior atau kating. Apa saja pertanyaan maba untuk senior yang biasanya sering muncul di kalangan mahasiswa baru, yuk kita ulas satu per satu dalam artikel Bagaimana rasanya kuliah di Jurusan ini?Pertanyaan pertama yang sering dilontarkan oleh mahasiswa baru adalah mengenai kenyamanan dan juga masalah membuat keyakinan penuh memilih jurusan. Kadang, banyak mahasiswa baru yang merasa dirinya takut salah jurusan, makanya sering menanyakan hal yang biasanya diulik adalah bagaimana kondisi perkuliahan, bagaimana alumni yang ada disini dan bagaimana mas-mas atau mbak-mbak menjalani kuliah di jurusan tersebut?2. Bagaimana Dosen dan Nilainya?Pertanyaan kedua, bagaimana sih sifat dan karakter dosen-dosen pengajar di Jurusan yang dipilih ini. Biasanya mahasiswa baru sangat takut mengenai nilai yang susah atau dosen yang pelit nilai. Padahal, semua dosen pasti mudah nilainya, tetapi karena mahasiswa senior yang malas atau banyak kegiatan membuat tidak fokus kuliah dan mengatakan "nilainya susah".Pastikan tanyakan kepada banyak senior, biar tidak terjadi bias Ikut Organisasi dan UKM apa?Pertanyaan ketiga Maba untuk senior selanjutnya adalah terkait organisasi dan UKM yang diikuti. Dengan menanyakan ini, kita sebagai maba bisa banget untuk memetakan kebanyakan mahasiswa jurusan bergabung di organisasi apa. Jika ingin mencari teman, bisa banget menanyakan testimoninya kepada senior biar tidak salah organisasi dan tanyakan kegiatannya apa saja. Kalau menanyakan enak tidaknya atau bagus tidaknya pasti semua mengunggulkan masing-masing BeasiswaApakah di jurusan, fakultas atau kampus ada banyak beasiswa? Apa sih beasiswa yang banyak diperoleh oleh mahasiswa senior di jurusan ini. Dengan menggali ini, kita bisa menyiapkan sejak dini bagaimana seleksinya, apa saja yang perlu disiapkan dan lain relevan dengan beasiswa Contoh Motivation Letter untuk Beasiswa5. Tempat Makan Paling MurahPertanyaan terakhir, adalah dimana sih tempat makan paling enak, banyak dan murah. Hehe. Semua sudah tau lah ya, kalau mahasiswa kebanyakan hanya mengandalkan satu sumber pendapatan, yaitu orang uang yang diberikan haruslah bisa dimanfaatkan banyak hal, mulai makan, iuran organisasi, jajan dan uang untuk beli buku. Nah, itu saja yang bisa Aku jelaskan secara singkat berdasarkan pengalaman ya. Hehe. Semoga JugaContoh Harapan Mahasiswa Baru untuk KampusLife Mapping untuk Mahasiswa BaruContoh CV untuk Mahasiswa Baru Menjadi Maba Mahasiswa Baru merupakan fase baru dalam hidupmu. Tak lagi berseragam dan berstatus sebagai siswa, saat ini kamu telah menjadi pelajar di institusi pendidikan formal tertinggi. Sedap! Tentunya dinamika dunia kampus beda dengan masa-masa SMA. Makanya, Youthmanual merangkum berbagai hal yang perlu kamu tahu dan perhatikan sebagai mahasiswa baru. Keamanan Sangat penting bagi kamu para maba untuk memperhatikan faktor keamanan di kampus. Sebab, umumnya warga kampus itu banyak dan beragam, areanya luas serta memiliki akses keluar masuk yang relatif mudah. Belum lagi kegiatan di kampus yang bisa sampai malam. Yang perlu jadi catatan kamu adalah 1. Jangan parno dan berprasangka buruk sama orang, tapi kamu perlu waspada. Misalnya, nggak pergi keluar kampus berduaan dengan teman yang baru dikenal. 2. Pantang meletakkan barang berharga sembarangan. Banyak banget mahasiswa baru yang dengan pede menggeletakkan laptop dan smartphone di area kampus. Kamu perlu lebih bertanggung jawab lah sama barang sendiri. 3. Pertimbangkan pula faktor keamanan saat memilih kos. Kemandirian Beda dengan zaman sekolah, di kampus kamu lah yang mengurus dirimu sendiri. Nggak ada lagi terima rapor sama mama papa atau pengajar yang superperhatian dan mengingatkan kamu ini-itu. Faktanya, kamu sudah besar, gaes! Nggak perlu lah dosen mengejar-ngejar kamu buat ngumpulin tugas atau memperbaiki nilai. Kalau sampai mangkir, ya konsekuensinya nilai dan ilmu yang kamu peroleh bahkan minim, bahkan terancam nggak lulus. Kamu sendiri juga yang bakalan berurusan dengan nilai, konsultasi dengan pembimbing akademik, dan berjuang dengan bimbingan skripsi. Ortu cukup bantu doa dan support finansial. Masa pengenalan kampus Di awal masa kuliah, akan ada masa orientasi mahasiswa baru. Agenda kegiatannya berbeda antarkampus. Memang sih, masih ada senior nakal dan menyelipkan agenda ospek. Namun nggak sedikit juga kegiatan pengenalan kampus yang berfaedah dan menurut beberapa senior merupakan pengalaman yang nggak terlupakan. Anyway, yang perlu kamu perhatikan selama masa pengenalan adalah 1. Denah kampus dan kelas supaya nggak nyasar. 2. Mulai cari tahu soal dosen, sebab mereka biasanya menjadi pembicara dalam kegiatan maba. 3. Mengenal senior. Ini akan sengat bermanfaat ketika kuliah. Kamu bisa nanya-nanya, berdiskusi, bahkan meminjam perangkat/buku kuliah dari kakak-kakak. Untuk jangka panjang, mengenal senior adalah bagian dari networking, lho. Siapa tahu di masa depan, senior lah yang memberi info kamu lowongan kerja atau menjadi klien kamu. 4. Aneka tempat makan di kampus. 5. Rules di kampus dan di kelas. 6. Fasilitas dan prasarana kampus, seperti perpustakaan, wifi, tempat solat, tempat fotokopi, klinik, dan lainnya. 7. Menelusuri kampus, supaya kamu tahu lokasi yang asik buat nongkrong dan ngerjain tugas. Misalnya, bawah tangga gedung, dekat taman, atau samping kelas. 8. Mencari toilet yang nyaman. Penting tuh, hehehe… 9. Eksplorasi berbagai rute dan kendaraan dari kampus ke rumah/kos. 10. Cek gedung fakultas atau jurusan lain. Biar lebih mengenal lingkungan kampus. 11. Kenalan juga sama petugas administrasi kampus, satpam, pekerja di kantin, petugas kebersihan, penjaga fotokopi dan lainnya. 12. Lihat koperasi, toko buku, dan tempat jualan lain di kampus. 13. Cari tahu fasilitas lain yang dekat dengan kampus seperti mini market, klinik, tempat fotokopi, bengkel, dan lainnya. Sehingga jika mendadak butuh sesuatu atau jika tempat yang tersedia di dalam kampus tutup, kamu tahu harus ke mana. 14. Jadwal rangkaian acara mahasiswa baru. Biasanya keseluruhan kegiatannya cukup panjang dan aktivitasnya beragam. Mulai dari seminar hingga outbond dan presentasi Unit Kegiatan Mahasiswa. Seputar perkuliahan Sistem belajar mengajar di kampus berbeda dengan di sekolah. Satu kampus dengan kampus lain pun bisa berbeda. Gambaran umumnya adalah yang berikut ini. 1. Berlaku sistem moving class alias tiap mata kuliah di ruang kelas berbeda. 2. Jam dan hari kuliah juga beragam dan belum tentu berurutan. Misalnya, hari Senin kamu ada 3 kuliah, jam jam dan jam trus hari Selasa hanya ada satu kelas di pukul Makanya kamu perlu mencatat jadwal kuliah setiap hari beserta lokasi kelasnya. 3. Pengajar terdiri dari akademisi orang yang berkecimpung dan ahli di bidang akademis tertentu dan praktisi atau profesional di suatu industri yang diminta mengajar. Kedua tipe dosen ini bakalan memberikan ilmu dan wawasan yang kamu perlukan. Tipe akademisi memberi kamu banyak informasi mengenai teori, penelitian terbaru, dan membuat kamu memahami dasar suatu Ilmu, sedangkan dosen praktisi memberikan informasi tentang aplikasi ilmu di dunia kerja serta bisa kamu tanyakai soal pengalamannya yang berkaitan dengan kuliah. 4. Umumnya mata kuliah di semester-semester awal merupakan mata kuliah yang umum. 5. Di kelas mahasiswa dituntut untuk aktif, berinisiatif, dan kritis. “Nggak disuapin” lagi alias diarahkan ini-itu sama dosen. Kamu lah yang benar-benar harus mencari ilmu sendiri. 6. Saat diberi tugas, kamu harus memahami banget maksudnya. Trus kerjakan dengan sungguh-sungguh dan jangan ngasal. Ekspektasi untuk level mahasiswa jelas lebih tinggi daripada ketika masih jadi siswa. 7. Penilaian yang berlaku di kelas bisa dengan angka atau huruf, tetapi hasil akhirnya akan diterjemahkan ke huruf. Panduan umumnya adalah A nilai 85 ke atas A- 80-84 B+ 75-79 B 70-74 B- 65-69 C+ 60-64 C 55-59 C- 50-54 D 40-50 E di bawah 40 Nilai akhir di bawah C umumnya dianggap tidak lulus. 8. Ada silabus yang berisi kisi-kisi materi serta jadwal kegiatan perkuliahan selama satu semester, termasuk jadwal ujian. Tiap matkul memiliki silabus tersendiri. Nah, info di dalamnya penting banget, dan memudahkanmu untuk mengatur jadwal belajar. 9. Selain UAS, UTS, dan tugas, ada juga kuis atau tes kecil di kelas untuk mengukur kemampuan sekaligus “pemanasan” otak. Kuis ini bisa dadakan. Jeng jeng! Selamat menempuh hidup baru sebagai mahasiswa, semoga lancar jaya, gaes! sumber gambar

pertanyaan maba untuk senior